Senin, 16 Desember 2019

Minggu, 05 Februari 2017

Rabu, 25 Januari 2017

Pengamatan Gejala Biotik dan Abiotik


Di bumi, manusia tidak hidup sendiri, melainkan hidup berdampingan dan saling berinteraksi dengan lingkungan. Bila kamu cermati, lingkungan dapat berupa makhluk hidup (lingkungan biotik) maupun berupa makhluk tak hidup (lingkungan abiotik). Tentu dengan mudah kamu dapat membedakan antara komponen biotik dan abiotik di sekitarmu. Batu dan kerikil yang berserakan di halaman rumah merupakan komponen abiotik, sedangkan kupu-kupu, burung, dan bunga mawar merupakan komponen biotik. Dengan demikian, berdasarkan objeknya, gejala alam dapat dibedakan menjadi dua yaitu gejala alam biotik dan gejala alam abiotik. Gejala alam dapat berupa gejala kejadian dan gejala kebendaan. Gejala alam kejadian merupakan peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam seperti terjadinya hujan, kebakaran, perkaratan, pengendapan, ke-lahiran, metamorfosis, pernapasan, dan sebagainya. Sedangkan gejala alam kebendaan menunjukkan benda-benda yang ada di alam seperti tanah liat, besi, kapur, burung, siput,
pohon mangga, dan sebagainya. Di alam ini, banyak gejala abiotik yang menyebabkan timbulnya gejala abiotik baru, demikian juga banyak pula gejala alam biotik yang menyebabkan timbulnya gejala biotik baru. Contohnya gejala alam panas matahari menyebabkan air menguap, uap air di udara berkumpul membentuk awan, ketika awan telah jenuh, akan turun menjadi hujan. Selain itu ada pula gejala alam abiotik yang mempengaruhi gejala alam biotik atau sebaliknya. Contohnya fotosintesis merupakan gejala biotik yang dipengaruhi oleh gejala alam abiotik seperti intensitas sinar matahari dan suhu. Gejala abiotik pelapukan batuan yang ditumbuhi lumut disebabkan oleh gejala biotik pertumbuhan lumut tersebut.
1.    Gejala Alam Biotik
Gejala alam biotik meliputi hal-hal yang berkaitan dengan makhluk hidup, misalnya metamorfosis serangga, fotosintesis, penyerbukan, pertumbuhan makhluk hidup, dan lain-lain. Gejala alam biotik hanya dimiliki atau dapat dilakukan oleh makhluk hidup, sehingga merupakan ciri-ciri makhluk hidup. Contoh gejala alam biotik antara lain sebagai berikut.
a.    Tumbuh dan berkembang
Semua makhluk hidup menunjukkan gejala pertumbuhan dan perkembangan. Biji jagung yang kamu semaikan di tempat yang sesuai akan berkecambah, lalu seiring dengan waktu akan tumbuh menjadi besar dan berkembang membentuk daun, akar, bunga, dan menghasilkan buah. Lain halnya dengan batu, tembok, meja, dan gelas, meskipun kamu letakkan selama bertahun-tahun, bentuknya akan tetap seperti itu. Kemampuan unik untuk tumbuh dan berkembang hanya dimiliki oleh objek biotik (makhluk hidup) saja.
b.    Bergerak
Semua makhluk hidup menunjukkan kemampuan untuk bergerak. Kebanyakan hewan mampu bergerak dengan aktif. Tumbuhan juga melakukan gerak, meskipun geraknya terbatas. Ikan yang kamu masukkan ke dalam akuarium tentu tak akan diam di tempat, melainkan bergerak aktif kian kemari. Tumbuhan yang kamu letakkan di tempat gelap, akan bergerak dalam bentuk pertumbuhan ke arah datangnya sinar. Berbeda dengan baju yang kamu letakkan di almari, tidak akan dapat berpindah tempat kecuali ada yang memindahkan. Meskipun kemampuan gerak merupakan ciri khas objek biotik, beberapa objek abiotik juga menunjukkan kemampuan gerak. Angin bergerak karena adanya perbedaan tekanan. Air bergerak karena adanya perbedaan ketinggian. Kipas angin berputar ketika diberi arus listrik. Lalu apa bedanya dengan gerak yang dilakukan makhluk hidup? Coba, diskusikan dengan teman semejamu untuk membahas masalah ini.
c.    Bernapas
Semua makhluk hidup menunjukkan gejala bernapas, yaitu mengambil oksigen dari udara dan melepaskan karbon dioksida. Oksigen diperlukan untuk membakar zat makanan agar diperoleh energi. Dengan energi ini makhluk hidup dapat tumbuh, berkembang, dan melakukan aktivitasnya.
d.    Berkembang biak
Makhluk hidup mampu berkembang biak. Sepasang merpati jika kamu pelihara dengan baik, setelah beberapa tahun akan berkembang biak, bertelur, lalu menetas sehingga jumlahnya bertambah banyak. Berbeda dengan buku dan pensil yang kamu miliki, dari tahun ke tahun tidak akan berkembang biak meskipun kamu merawatnya dengan baik.
e.    Peka terhadap rangsang
Gejala biotik lain yang dimiliki oleh makhluk hidup adalah peka terhadap rangsang. Contoh, tubuhmu akan berkeringat saat udara panas. Kucing kesayanganmu bila kamu panggil namanya akan datang menghampiri. Daun putri malu bila kamu sentuh akan segera mengatup. Rangsangan dapat berasal dari dalam tubuh maupun dari luar tubuh. Manusia dan hewan mengenali adanya rangsang melalui indera. Manusia mempunyai lima indera yang masing-masing peka terhadap jenis rangsang tertentu. Dapatkah kamu menyebutkan panca indera yang dimiliki manusia beserta jenis rangsang yang diterimanya?
Tumbuhan tidak mempunyai indera, tetapi juga peka terhadap rangsang. Mengatupnya daun putri malu ketika disentuh seperti pada contoh di atas merupakan salah satu bukti. Sifat seperti ini hanya dimiliki oleh makhluk hidup.
2.    Gejala Alam Abiotik
Gejala alam abiotik berkaitan dengan sifat fisik dan kimia di luar makhluk hidup, contohnya hujan, pelapukan, erosi, ledakan, dan sebagainya. Beberapa karakteristik atau sifat gejala alam abiotik antara lain sebagai berikut.
a.    Wujud
Benda abiotik dapat dibedakan wujudnya, yaitu ada yang berwujud padat, cair, dan gas. Ketika mendefinisikan wujud, kamu harus menyebutkan suhunya karena wujud zat dipengaruhi oleh suhu. Misalnya air berwujud padat pada suhu 0°C, pada suhu kamar berwujud cair, dan bila dipanaskan dapat berubah wujud menjadi gas. Perubahan wujud merupakan contoh gejala alam kejadian pada objek abiotik.
b.    Bentuk
Semua benda abiotik mempunyai bentuk yang dapat kamu gunakan sebagai cara mengenali benda tersebut. Kertas, pensil, tas, dan buku mempunyai bentuk yang berbeda sehingga dengan mudah kamu membedakan satu dengan
lainnya.
c.    Warna
Gejala alam abiotik dapat diamati karakteristik warnanya, misalnya tanah ada yang berwarna merah, coklat, hitam, dan putih.
d.    Ukuran
Benda abiotik mempunyai ukuran yang dapat diukur, diamati dan dibandingkan dengan benda lain. Ukuran benda abiotik dapat berupa ukuran panjang, berat, suhu, berat jenis.
e.    Bau
Gejala alam abiotik dapat dicirikan berdasarkan baunya. Dari baunya kamu bisa mengenal zat belerang, ammonia, tawas, atau yang lain. Meskipun bau merupakan salah satu cara mengenal suatu bahan, namun tidak semua bahan aman untuk dihirup uap/baunya guna mengetahui jenis bahan itu.
f.     Rasa Beberapa benda abiotik dapat diketahui berdasarkan rasanya. Contohnya gula rasanya manis, cuka berasa asam, sedangkan garam rasanya asin. Namun demikian karakteristik ini hanya terbatas pada benda yang sudah dikenal atau diyakini aman untuk dicoba.
g.    Tekstur
Tekstur merupakan halus kasarnya permukaan suatu benda. Karakteristik benda abiotik dapat dikenali dari teksturnya. Tanpa membuka mata, tentu kamu dapat membedakan antara pasir dan tepung dari teksturnya.
3.    Melakukan Pengamatan Gejala Alam
Kapan dan di mana kamu bisa melakukan pengamatan gejala alam? Karena gejala alam ada di lingkungan sekitarmu, tentu kamu dapat melakukan di mana saja dan kapan saja. Namun demikian ada pula pengamatan yang harus dilakukan di tempat khusus. Berdasarkan lokasinya, pengamatan gejala alam biotik dan abiotik dibedakan menjadi pengamatan di alam maupun di dalam laboratorium. Agar pengamatanmu menghasilkan data yang benar dan dapat dipercaya, kamu harus menggunakan alat/bahan dan prosedur kerja yang tepat. Metode pengamatan yang terencana dan sistematis untuk mengamati gejala alam dituangkan dalam metode ilmiah. Selain itu, kamu juga harus membekali diri dengan keterampilan kerja ilmiah agar pengamatanmu berjalan lancar. Baik pengamatan di alam maupun di laboratorium, kamu harus selalu memperhatikan keselamatan kerja. Keterampilan kerja ilmiah, metode ilmiah, dan keselamatan kerja akan kamu pelajari di subbab selanjutnya. Beberapa peralatan yang digunakan untuk mengamati gejala alam biotik atau abiotik antara lain sebagai berikut.
a.    Teropong/binokuler
Dengan menggunakan teropong, kamu dapat melihat dengan jelas benda-benda yang letaknya jauh. Hal ini sangat berguna ketika mengamati sesuatu yang tidak memungkinkan untuk melakukannya dari dekat, contohnya mengamati burung yang hinggap di pohon, binatang buas, gunung meletus, antena parabola di puncak menara, dan sebagainya.
b.    Kamera
Kamera bermanfaat untuk mengambil gambar objek-objek yang tidak memungkinkan dibawa ke laboratorium untuk dikaji lebih mendalam atau untuk mengabadikan kegiatan maupun hasil kegiatan yang kamu lakukan. Misalnya untuk mengambil gambar batuan di sungai yang besar, pagar berkarat, hewan/tumbuhan langka atau bagian-bagiannya yang ada di kawasan konservasi, pembedahan katak,serangga, dan sebagainya.
c.    Berbagai alat ukur
Ketika mengamati objek biotik maupun abiotik, kamu perlu mendeskripsikan ukurannya seperti panjang, luas, volume, berat, dan sebagainya. Untuk itu kamu harus menggunakan alat ukur yang tepat. Misalnya rol meter cocok untuk mengukur lebar lapangan, penggaris sesuai untuk mengukur panjang buku, sedangkan mengukur diameter sekrup lebih tepat menggunakan jangka sorong atau micrometer. Untuk mengukur volume, dapat digunakan labu ukur atau gelas ukur. Untuk mengukur berat digunakan timbangan atau neraca. Untuk mengukur suhu benda maupun lingkungan digunakan termometer. Sedangkan untuk mengukur waktu dapat digunakan stopwatch.
d.    Lup
Lup merupakan sebuah lensa cembung yang berguna untuk mengamati benda-benda kecil agar tampak lebih besar, misalnya untuk mengamati permukaan batu apung, lumut kerak, tubuh serangga, dan sebagainya.
e.    Mikroskop
Mikroskop berguna untuk mengamati benda-benda renik seperti bakteri, irisan penampang melintang daun, permukaan kristal garam dapur, dan sebagainya. Untuk menggunakan mikroskop, kamu dituntut memiliki pengetahuan dan keterampilan yang cukup. Di subbab selanjutnya kamu akan mempelajari teknik penggunaan mikroskop dan cara menyiapkan objek.
f.     pH meter
Untuk mengetahui derajat keasaman suatu objek atau lingkungan di sekitar objek, dapat digunakan pH meter. Ada berbagai macam pH meter
g.    Kompas
Jarum kompas selalu menunjuk ke arah utara – selatan medan magnet bumi. Oleh karena itu kompas cukup berguna sebagai penunjuk arah ketika melakukan pengamatan di alam. Selain kompas, saat ini tersedia teknologi penentu lokasi (Global Positioning System). Selain tersedia dalam sebuah alat, teknologi GPS juga telah diadopsi dalam handphone.
h.    Barometer dan Altimeter
Barometer merupakan alat untuk mengukur tekanan udara. Biasanya pada barometer sekaligus terdapat altimeter, yaitu alat untuk menentukan ketinggian tempat dari permukaan air laut. Namun demikian ada juga barometer dan altimeter

yang terpisah. Barometer dan altimeter terutama berguna ketika melakukan pengamatan objek di alam.
Di lingkungan sekolahmu ada berbagai jenis tumbuhan, hewan dan mikroorganisme. Disamping itu ada juga air, tanah, udara, cahaya matahari dan bebatuan yang berpengaruh terhadap  suhu dan kelembaban di lingkungan sekitarmu. Berbagai jenis tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme merupakan makhluk hidup yang dikelompokkan sebagai komponen biotik. Benda-benda seperti air, tanah, udara, cahaya matahari dan bebatuan, merupakan benda tak hidup yang dikelompokkan sebagai komponen abiotik. Gejala biotik dan abiotik merupakan keadaan lingkungan di sekitar kita yang ditunjukkan oleh keadaan makhluk hidup maupun benda tak hidup.

Gejala biotik dan abiotik saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan. Kejadian yang terjadi pada komponen biotik akan berpengaruh terhadap komponen abiotik begitupun sebaliknya. Kasus banjir merupakan salah satu contoh yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Air sebagai komponen abiotik yang merupakan komponen vital yang dibutuhkan makhluk hidup justru sebagai penyebab banjir. Hal tersebut dapat terjadi karena kurangnya lahan resapan akibat penggundulan hutan atau penebangan tanaman (komponen biotik), belum lagi kebiasaan buruk manusia terhadap lingkungan yang dapat mengakibatkan banjir. Akibat dari banjir tentu saja merugikan seluruh lapisan masyarakat. Coba kamu sebutkan contoh lainnya.



Penerapan Model Webbed dalam Pembelajaran IPA


IPA dipelajari untuk membuat prediksi terhadap gejala alam yang akan terjadi sekaligus sebagai kontrol pada lingkungan. Bidang kajian IPA meliputi fisika, kimia, biologi, kebumian dan astronomi (Hewitt, 2007: 1). Bidang kajian ini dikoneksikan dengan matematika, masyarakat, sejarah dan teknologi.
IPA mempelajari hirarki prinsip dasar alam yang meliputi konsep gaya, gerak, materi dan energi. Konsep tersebut dikaji dalam disiplin ilmu fisika, kimia, astronomi, geologi dan biologi serta kajian ilmu terapan yang meliputi teknologi, kesehatan dan lingkungan (Trefil & Hazen, 2010: 20). IPA terpadu (Kemendikbud: 2013, 171) memadukan konsep-konsep IPA dari bidang kajian biologi, fisika, dan ilmu pengetahuan bumi dan antariksa (IPBA).
Model webbed dapat diterapkan dalam pembelajaran IPA dengan memadukan berbagi bidang kajian dalam IPA melalui sebuah tema. Konsep yang saling berkaitan dalam bidang kajian fisika, kimia, biologi dan IPBA dapat dikaitkan melalui sebuah tema. Pemilihan tema diupayakan semenarik mungkin agar menarik motivasi belajar siswa.
Misalnya konsep yang saling berkaitan dalam materi kemagnetan dapat dihubungkan dengan sebuah tema sehingga menyerupai jaring laba-laba seperti tersaji pada gambar 3.

Gambar 3. Penerapan model webbed pada materi kemagnetan
Keempat bidang kajian dalam materi kemagnetan dihubungkan dengan sebuah tema Super Magnet.Tema ini digunakan sebagai perekat untuk menghubungkan bidang kajian tersebut. 
Super magnet dipilih untuk menggambarkan pemanfaatan medan magnet dalam berbagai bidang. Dalam bidang kajian biologi, medan magnet bumi digunakan  oleh hewan seperti penyu, salmon, lobster dan burung untuk bermigrasi. Beberapa jenis bakteri mendeteksi sumber makanan memanfaatkan medan magnet. Dalam bidang kajian IPBA, medan magnet bumi diterapkan dalam penggunaan kompas dan menangkal radiasi berbahaya dari matahari.  Dalam bidang teknologi medan magnet digunakan pada kereta Maglev dan MRI dan dalam bidang fisika diterapkan pada Gaya Lorentz. 

Penerapan Model Connected dalam Pembelajaran IPA


IPA adalah kumpulan pengetahuan tentang alam. IPA merupakan produk dari hasil pengamatan, akal sehat, berpikir rasional dan terkadang wawasan brilian. IPA bukan hanya sekedar kumpulan pengetahuan melainkan merupakan metode, cara mengeksplorasi alam dan menemukan keteraturan di dalamnya serta cara memecahkan masalah. IPA dipelajari untuk membuat prediksi terhadap gejala alam yang akan terjadi sekaligus sebagai kontrol pada lingkungan. Bidang kajian IPA meliputi fisika, kimia, biologi, kebumian dan astronomi (Hewitt, 2007: 1). IPA merupakan cara mempelajari alam semesta melalui metode ilmiah. Metode ilmiah bergantung pada pengamatan dan eksperimen berdasarkan pengukuran yang cermat terhadap alam. Kumpulan fakta yang diperoleh digunakan untuk mengajukan hipotesis yang diuji melalui pengamatan dan eksperimen untuk mengajukan teori. IPA mempelajari hirarki prinsip dasar alam yang meliputi konsep gaya, gerak, materi dan energi. Konsep tersebut dikaji dalam disiplin ilmu fisika, kimia, astronomi, geologi dan biologi serta kajian ilmu terapan yang meliputi teknologi, kesehatan dan lingkungan (Trefil & Hazen, 2010: 20). IPA dipandang sebagai suatu disiplin ilmu yang utuh karena bidang kajian di dalamnya saling berkaitan dan melengkapi satu sama lain. Connected merupakan model keterpaduan dalam satu disiplin ilmu yang potensial diterapkan dalam pembelajaran IPA. Pada model connected, bidang kajian inti dipertautkan dengan bidang kajian lain dalam IPA yang berfungsi sebagai pelengkap sekaligus memperkaya materi. Contoh penerapan model connected pada materi kemagnetan disajikan pada tabel 1.
Bidang kajian fisika yang membahas sifat kemagnetan bahan, medan magnet dan gaya Lorenz menjadi topik inti yang dipertautkan dengan bidang kajian biologi yang membahas pemamfaatan medan magnet pada migrasi hewan. Pembahasan MRI dan kereta Maglev yang memanfaatkan medan magnet dalam bidang kajian teknologi serta manfaat medan magnet bumi bidang kajian IPBA akan memperkaya topik kemagnetan. Model connected juga dapat digunakan untuk memadukan ide, topik atau konsep dengan berbagai macam keterampilan bahkan memadukan keterampilan yang satu dengan yang lainnya. Konsep kemagnetan dapat diajarkan melalui kegiatan laboratorium untuk mengembangkan keterampilan kerja lab siswa. Membelajarkan konsep pada materi kemagnetan juga dapat dirancang untuk mengembangkan keterampilan generik siswa melalui kegiatan mengamati, bekerjasama dan memecahkan masalah dalam proses pembelajaran. 

Gambar 1. Penerapan model connected pada materi kemagnetan

Penerapan Model Keterpaduan Sequenced dalam Pembelajaran IPA


IPA dipelajari untuk membuat prediksi terhadap gejala alam yang akan terjadi sekaligus sebagai kontrol pada lingkungan. Bidang kajian IPA meliputi fisika, kimia, biologi, kebumian dan astronomi (Hewitt, 2007: 1). Bidang kajian ini dikoneksikan dengan matematika, masyarakat, sejarah dan teknologi.
IPA mempelajari hirarki prinsip dasar alam yang meliputi konsep gaya, gerak, materi dan energi. Konsep tersebut dikaji dalam disiplin ilmu fisika, kimia, astronomi, geologi dan biologi serta kajian ilmu terapan yang meliputi teknologi, kesehatan dan lingkungan (Trefil & Hazen, 2010: 20). IPA terpadu (Kemendikbud: 2013, 171) memadukan konsep-konsep IPA dari bidang kajian biologi, fisika, dan ilmu pengetahuan bumi dan antariksa (IPBA).
Model sequenced diterapkan dalam pembelajaran IPA dengan cara mengurutkan bidang kajian yang membahas suatu topik secara paralel. Pembahasan topik dalam pembelajaran IPA dipadukan dari bidang kajian fisika, biologi, kimia, IPBA dan teknologi. Urutan bidang kajian dapat diatur sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diprioritaskan.
Contoh penerapan model keterpaduan sequenced dalam pembelajaran IPA berdasarkan hasil analisis materi disajikan pada Tabel 1.
Table 1. Peta keterpaduan sequenced pada materi kemagnetan

Berdasarkan hasil analisi kurikulum dan peta keterpaduan pada materi kemagnetan, maka diurutkan pola keterpaduan seperti pada gambar
Gambar 1. Pola keterpaduan sequenced pada materi kemagnetan
Model sequenced sangat efektif dalam mencapai tujuan kurikulum dari aspek penguasaan konsep IPA. Guru dapat mengutamakan prioritas kurikulum daripada hanya mengikuti urutan yang dibuat penulis dalam buku teks sekaligus  membantu siswa memahami isi pembelajaran dengan lebih dalam. Bidang kajian yang dianggap paling penting dan mendominasi tujuan kurikulum dapat diprioritaskan lebih awal.